Pada zaman Nabi Musa, ada seseorang dari kalangan
Bani Israil yang kaya raya. Dia memiliki harta melimpah dan sudah berusia
sangat tua. Dia memiliki beberapa keponakan. Para keponakannya berharap akan
kematiannya supaya mereka dapat memperoleh warisan berupa harta kekayaannya.
Maka salah satu keponakannya membunuhnya saat tengah malam dan membuangnya di
perempatan jalan. Ada yang mengatakan bahwa dia membuang mayat pamannya di
depan pintu rumah milik salah satu dari mereka.
Saat pagi harinya, orang-orang saling membicarakan
peristiwa pembunuhan tersebut dan masih mencari siapa pembunuhnya. Lalu datanglah keponakan si korban. Ia berteriak dan mengaku bahwa
telah terjadi kezaliman. Orang-orang pun baru sadar bahwa sebaiknya mereka tidak
perlu ribut untuk mencari si pembunuh dan seharusnya mereka menyerahkan urusan itu
kepada Nabi Musa.
Si keponakan itu menemui Nabi Musa dan menceritakan
musibah itu kepada sang Nabi. Nabi Musa mengatakan bahwa Allah SWT akan memuji
seseorang yang mengetahui siapa pembunuh orang itu. Namun tak ada seorangpun
yang mengetahuinya. Mereka meminta Nabi Musa untuk memohon kepada Allah SWT
supaya bisa mengetahui pembunuhnya.
Nabi Musa bertanya kepada Allah SWT tentang hal
itu. Allah memerintahkan untuk menyembelih seekor sapi betina. Saat orang-orang
mendengar perkataan Nabi Musa tentang perintah tersebut, mereka menganggap Musa
sedang mengejek mereka. Mereka ingin tahu siapa pembunuhnya tetapi malah
mendengar sesuatu yang dianggap tak ada korelasinya.
Nabi Musa menanggapinya dengan mengatakan bahwa
beliau berlindung kepada Allah agar tidak mengatakan selain yang telah
diwahyukan oleh Allah SWT. Memang hal itu adalah jawaban dari Allah SWT agar
dapat menyelesaikan masalah pembunuhan itu.
Surat Al-Baqarah ayat 67:
وَإِذۡ
قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تَذۡبَحُواْ بَقَرَةٗۖ
قَالُوٓاْ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوٗاۖ قَالَ أَعُوذُ بِٱللَّهِ أَنۡ أَكُونَ مِنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ ٦٧
67. Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada
kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi
betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah
ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak
menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil".
Bukannya segera mencari sapi betina yang mana saja
untuk disembelih, orang-orang Bani Israil justru menyusahkan diri mereka
sendiri dengan menanyakan ciri-ciri sapi betina itu secara detail. Mereka
dijawab dengan sesuatu yang sangat jarang keberadaannya. Mereka diperintahkan
untuk menyembelih sapi betina yang umurnya pertengahan, yaitu yang tidak tua
dan tidak muda. Mereka juga bertanya lagi tentang warna sapi betina itu. Maka
mereka diperintahkan untuk menyembelih sapi betina yang berwarna kuning tua dan
menyenangkan orang-orang yang memandangnya. Mereka masih bertanya lagi karena
mereka masih bingung tentang ciri-ciri sebenarnya dari sapi betina itu. Ciri-ciri yang
diberikan semakin detail. Mereka diperintahkan untuk menyembelih seekor sapi
betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan belum digunakan untuk
mengairi tanaman. Sapi betina tersebut sehat dan tidak memiliki cacat. Kulit
hewan itu juga tidak ada belangnya, yaitu tidak ada warna lain selain warna asli
pada kulitnya. Setelah dijelaskan dengan sedetail mungkin, barulah mereka
menganggap bahwa telah jelas sapi betina yang dimaksud.
Konon, mereka hanya menemukan sapi betina itu pada seorang laki-laki dari
kalangan mereka. Orang tersebut sangat berbakti kepada kedua orang tuanya.
Mereka ingin meminta sapi betina itu, namun orang itu tak mau memberikannya.
Lalu, mereka mencoba membelinya dengan harga emas seberat sapi betina itu,
namun orang itu tetap menolak. Akhirnya, mereka membeli sapi betina itu dengan
harga emas seberat sepuluh kali berat sapi betina itu. Orang itu pun mau
menjualnya.
Setelah mendapatkan sapi betina itu, Nabi Musa memerintahkan mereka untuk
menyembelihnya. Tapi mereka ragu-ragu untuk melakukannya dan hampir saja tidak
dilakukan. Setelah disembelih, Nabi Musa menyampaikan perintah Allah SWT kepada
mereka untuk memukul jasad orang yang terbunuh itu dengan suatu bagian dari
sapi betina itu. Ada yang mengatakan dengan bagian lidahnya, atau daging paha,
atau tulang yang tersambung dengan tulang rawan, atau sekerat daging yang
berada di antara kedua pundak.
Surat Al-Baqarah ayat 68-73:
قَالُواْ
ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا
بَقَرَةٞ لَّا فَارِضٞ وَلَا بِكۡرٌ عَوَانُۢ بَيۡنَ ذَٰلِكَۖ فَٱفۡعَلُواْ مَا
تُؤۡمَرُونَ ٦٨ قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا
رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوۡنُهَاۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٞ
صَفۡرَآءُ فَاقِعٞ لَّوۡنُهَا تَسُرُّ ٱلنَّٰظِرِينَ ٦٩ قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن
لَّنَا مَا هِيَ إِنَّ ٱلۡبَقَرَ تَشَٰبَهَ عَلَيۡنَا وَإِنَّآ إِن شَآءَ ٱللَّهُ
لَمُهۡتَدُونَ ٧٠ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ
إِنَّهَا بَقَرَةٞ لَّا ذَلُولٞ تُثِيرُ ٱلۡأَرۡضَ وَلَا تَسۡقِي ٱلۡحَرۡثَ
مُسَلَّمَةٞ لَّا شِيَةَ فِيهَاۚ قَالُواْ ٱلۡـَٰٔنَ جِئۡتَ بِٱلۡحَقِّۚ
فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُواْ يَفۡعَلُونَ
٧١ وَإِذۡ قَتَلۡتُمۡ نَفۡسٗا فَٱدَّٰرَٰٔتُمۡ فِيهَاۖ وَٱللَّهُ مُخۡرِجٞ
مَّا كُنتُمۡ تَكۡتُمُونَ ٧٢ فَقُلۡنَا ٱضۡرِبُوهُ
بِبَعۡضِهَاۚ كَذَٰلِكَ يُحۡيِ ٱللَّهُ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَيُرِيكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ
لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ ٧٣
68. Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada
Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah
itu". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina
itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu;
maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu".
69. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada
Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa
menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi
betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang
yang memandangnya".
70. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada
Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi
betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan
sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)".
71. Musa berkata: "Sesungguhnya Allah
berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai
untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat,
tidak ada belangnya". Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu
menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka
menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.
72. Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang
manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak
menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.
73. Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu
dengan sebahagian anggota sapi betina itu!" Demikianlah Allah menghidupkan
kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda
kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.
Setelah jasad itu dipukul, Allah SWT menghidupkan kembali orang yang
terbunuh itu. Ia bangkit dengan darah yang masih mengalir. Nabi Musa bertanya
kepadanya, “Siapa yang membunuhmu?” Ia menjawab, “Yang membunuhku adalah
keponakanku sendiri.” Kemudian ia kembali menjadi mayat seperti semula.
Surat Luqman ayat 28:
مَّا
خَلۡقُكُمۡ وَلَا بَعۡثُكُمۡ إِلَّا كَنَفۡسٖ وَٰحِدَةٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ
بَصِيرٌ ٢٨
28. Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan
kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan
membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.
No comments:
Post a Comment