Peta Perang Badar
Sumber Objek: https://www.youtube.com/watch?v=Ry_vKTvWxq4
Pada suatu hari Nabi Muhammad
memerintahkan Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’id bin Zaid pergi ke arah utara (dari Madinah) untuk melakukan pengintaian. Mereka mendapat informasi bahwa rombongan dagang
Abu Sufyan dengan hasil dagangan yang sangat banyak sedang pulang dari Syam ke
Mekkah. Hal itu disampaikan kepada Nabi Muhammad. Beliau mengumumkan kepada
para sahabat bahwa bagi siapa saja yang bersedia untuk menghadang rombongan dagang
Quraisy. Tidak semua sahabat menyambutnya karena mereka mengira hal itu hanya
memerlukan pasukan kecil seperti ekspedisi-ekspedisi sebelumnya dalam menguasai
jalur perdagangan untuk menghambat perdagangan Quraisy. Lalu terkumpul 314 orang pasukan Muslimin dengan
persenjataan yang kurang lengkap.
Abu Sufyan mengira
bahwa akan terjadi sesuatu pada dirinya. Lalu dia menyewa Dhomdhom bin Amr Al
Ghifari untuk meminta bantuan ke Mekkah. Penduduk Mekkah termasuk para
pemimpinnya segera bersiap-siap membentuk pasukan untuk menyelamatkan kafilah
dagang Abu Sufyan. Semua pemuka Quraisy iku berperang kecuali Abu Lahab.
Sebagai ganti dirinya, dia mengutus Al Ashi bin Hisyam bin Al Mughirah. Al Ashi
memiliki hutang sebesar 4000 dirham kepada Abu Lahab untuk berdagang, namun
bangkrut. Akhirnya dia harus mewakili Abu Lahab. Maka terkumpul pasukan dengan
persenjataan lengkap yang terdiri dari 1300 orang, 100 kuda, 600 baju besi, dan
unta yang banyak. Abu Jahal bin Hisyam memimpin pasukan sebagai panglima
perang.
Lalu pasukan kafir
Quraisy berangkat menuju arah kota Madinah. Namun di tengah perjalanan, mereka
kembali menerima surat dari Abu Sufyan bahwa rombongannya telah berhasil lolos
dari penghadangan kaum Muslimin. Karena itu dia meminta pasukan Quraisy pulang
ke Mekkah.
Namun dengan
sombongnya, Abu Jahal menolak kembali ke Mekkah. Dia tetap bersikeras
mengerahkan pasukannya ke Badar. Namun ada sebagian pasukan yang memutuskan
pulang ke Mekkah dengan jumlah 300 orang dan tidak ikut dalam perang Badar.
Maka pasukan kafir Quraisy tinggal berjumlah 1000 orang.
Pada hari Jum’at,
tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah di Badar, selatan kota Madinah, terjadi
perang Badar Kubro antara pasukan muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad
berhadapan dengan pasukan kafir Quraisy yang dipimpin Abu Jahal. Pasukan
muslimin yang berkekuatan 314 orang melawan pasukan Quraisy yang berkekuatan
1000 orang. Nabi Muhammad segera menyiapkan pasukan perangnya dan berpesan agar
mereka tidak memulai peperangan tanpa ada komando khusus dari beliau.
Para pemuka Quraisy
ikut dalam pasukan musyrikin dan dikhawatirkan jika mereka mati, maka Mekkah
akan kehilangan tokoh-tokoh penting. Namun mereka masih takut jika disebut
penakut oleh Abu Jahal. Kemudian Utbah bin Rabi’ah maju ke depan dan berkata,
“Hai saudaraku, orang-orang Quraisy, demi Allah, kalian tidak sanggup
mengerjakan apa-apa jika menghadapi Muhammad dan para sahabatnya. Demi Allah,
jika kalian bisa mengalahkannya, dia tetap melihat wajah orang lain dengan wajah
tidak suka. Dia telah membunuh saudara sepupunya atau anggota keluarganya.
Pulanglah dan biarkan Muhammad dengan seluruh orang-orang Arab. Jika kalian
berhasil mengalahkannya, itulah yang kalian harapkan. Jika tidak terjadi,
artinya dia mengalahkan kalian, dan kalian tidak berhasil mewujudkan apa yang
kalian inginkan”.
Abu Jahal marah
mendengar kata-kata itu dan memanggil Amir bin Al Hadzrami dengan mengatakan:
Sekutumu ini ingin supaya orang pulang. Kau sudah melihat sendiri tentang siapa
yang harus dituntut balas. Sekarang, tuntutlah pembunuhan terhadap saudaramu!”.
Lalu Amr berteriak “Hai saudaraku, tak ada jalan selain perang!”. Lalu Utbah
mencari topi baja untuk pelindung kepalanya, namun tidak mendapatkan ukuran
yang sesuai. Maka dia menggunakan kain sebagai sorban di kepalanya.
Aswad bin Abdul Asad Al
Makhzumi segera keluar dari barisan pasukan musyrikin dan menyerang pasukan
muslimin dengan maksud menghancurkan kolam minum pasukan muslimin. Dia adalah
seorang manusia yang ganas dan berperilaku buruk. Hamzah bin Abdul Muththalib
juga keluar utnuk menghadapinya. Hamzah memukul Aswad dan memotong kakinya
hingga separuh betis saat menuju kolam. Aswad jatuh tersungkur dengan kaki
berlumuran darah. Saat dia merayap ke kolam, Hamzah memukulnya lagi hingga ia
tewas di belakang kolam itu.
Setelah itu, pasukan
kafir Quraisy mengerahkan tiga prajuritnya untuk melakukan adu tanding terhadap
pasukan muslimin. Mereka adalah Utbah bersama saudaranya yaitu Syaibah bin
Rabiah serta Walid bin ‘Utbah.
Untuk menghadapi
mereka, pasukan muslimin mengerahkan tiga orang prajurit dari kalangan Anshar.
Namun ketiga prajurit Quraisy malah menolak mereka dengan sombongnya. Mereka
meminta lawan yang sebanding dari suku mereka sendiri. Maka Rasulullah
memerintahkan Ubaidah bin Harits, Hamzah bin Abdul Muththalib, serta Ali bin
Ali Thalib untuk melawan mereka. Ubadiah yang masih sangat muda melawan ‘Utbah
bin Rabi’ah, sedangkan Hamzah melawan Syaibah dan Ali melawan Walid bin ‘Utbah.
Tidak butuh waktu lama
bagi Hamzah dan Ali untuk mengalahkan dan membunuh musuhnya, sementara Ubaidah
dapat mengalahkan musuh setelah dibantu oleh Hamzah dan Ali. Ubaidah mengalami
luka parah dan meninggal seusai perang Badar.
Setelah adu tanding
selesai, pasukan musyrikin yang dipimpin para komandannya segera menyerbu
pasukan muslimin secara brutal. Kaum muslimin mampu bertahan menghadapi
gempuran kaum musyrikin dengan penuh kesabaran, keteguhan, dan selalu berdoa
kepada Allah.
Rasulullah yang
menyaksikan pertempuran tersebut di dalam panggung terus berdoa dengan
sungguh-sungguh kepada Allah SWT agar pasukan beliau memeproleh pertolongan dan
kemenangan, bahkan selendang beliau sampai jatuh dari pundak karena keseriusan
dalam berdoa. Bahkan beliau berdoa, “Ya Allah, jika pasukan ini kalah hari ini,
maka Engkau tidak sembah, Ya Allah, jika Engkau kehendaki, Engkau tidak
disembah lagi hari ini”.
Abu Bakar mengembalikan
selendang tersebut kepada Rasulullah seraya berkata, “Cukup ya Rasulullah,
engkau telah memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhanmu”.
Lalu turun firman
Allah,
Surat Al Anfal ayat 12:
إِذۡ
يُوحِي رَبُّكَ إِلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمۡ فَثَبِّتُواْ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْۚ سَأُلۡقِي فِي قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلرُّعۡبَ فَٱضۡرِبُواْ
فَوۡقَ ٱلۡأَعۡنَاقِ وَٱضۡرِبُواْ مِنۡهُمۡ كُلَّ بَنَانٖ ١٢
12. (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada
para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian)
orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke
dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah
tiap-tiap ujung jari mereka.
Surat Al Anfal ayat 9:
إِذۡ
تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلۡفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ
مُرۡدِفِينَ ٩
9. (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan
kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan
mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang
berturut-turut".
Maka setelah itu, Allah
SWT memberi bantuan berupa para malaikat yang datang dengan berbaris.
Rasulullah yang mengetahui hal tersebut merasa sangat gembira dan
memberitahukan hal itu kepada Abu Bakar yang berada di samping beliau.
Pasukan musyrikin
Quraisy terus menggempur dalam waktu yang lama, sedangkan pasukan muslimin
terus bertahan dengan kuat dan tidak dapat dilumpuhkan, bahkan banyak pasukan
kaum musyrikin yang tewas dalam bertempur. Tentunya mental kaum musyrikin
menjadi menurun karena hal tersebut.
Pada situasi tersebut,
Rasulullah memberikan perintah untuk melalukan serangan balik terhadap kaum
pasukan musyrikin. Maka pasukan kaum muslimin balik menggempur pasukan
musyrikin yang semangatnya sudah lemah. Para prajurit muslimin menumbangkan
lawan-lawannya dengan semangat yang membara. Kekuatan kaum muslimin semakin
besar dengan bantuan para malaikat, sehingga banyak prajurit Quraisy yang tewas
dan tidak diketahui siapa yang membunuhnya.
Akhirnya, kekalahan
kaum musyrikin semakin jelas dan perang Badar sudah hampir selesai. Para
prajurit musyrikin banyak yang lari dan dikejar oleh pasukan muslimin.
Tinggal Abu Jahal dan
beberapa orang pasukannya yang melindunginya yang tetap bertahan dengan penuh
kesombongan. Namun serangan pasukan muslimin yang terus berdatangan membuat
mereka kewalahan dan kalah, dan akhirnya Abu Jahal terbunuh oleh dua anak muda
yang bernama Mu’az bin Amr bin Al Jamuh dan Mu’awwiz bin Afra’.
Setelah Abu Jahal
tewas, perang Badar berakhir dengan kekalahan besar di pihak pasukan musyrikin.
70 orang terbunuh di pihak mereka yang sebagian besar adalah para panglima perang
dan pemuka-pemuka Quraisy dan 70 orang lainnya tertawan. Sedangkan di pihak
kaum muslimin terdapat 14 orang yang mati syahid.
Pasukan muslimin pulang
ke Madinah dengan membawa kemenangan. Sedangkan pihak musyrikin di Mekkah
mengalami kesedihan yang mendalam.
Referensi:
·
Mubarakfuri,
Syekh Shafiyyur-Rahman, dan Haidir, Abdullah (Penerjemah). 2005. Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah.
Riyadh: Kantor Dakwah dan Bimbingan bagi Pendatang Al-Sulay.
·
Haekal,
Muhammad Husain, dan Audah, Ali (Penerjemah). Sejarah Hidup Muhammad.
·
Al-Mubarakfuriyy,
Syeikh Safy Al-Rahman. Seerah Nabawiyyah,
Al-Raheeq Al-Makhtum.
·
Abu
Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Muafiri. Sirah
Nabawiyah Ibnu Hisyam. 2000. Jakarta Timur: Darul Falah.
No comments:
Post a Comment