Perencanaan pembangunan masjid harus
berdasarkan aspek-aspek tertentu. Terlebih masjid adalah tempat ibadah dan
pusat kegiatan umat Islam yang dalam perencanaannya harus berdasarkan
aspek-aspek yang lebih kompleks. Hal ini karena masjid adalah rumah Allah yang
perancangannya harus sesuai kaidah-kaidah Islam. Hal ini juga harus diterapkan
pada desain masjid Syahadat yang merupakan bagian dari maket Betterpad-Ray
(Benteng Terpadu Raya). Desain masjid ini merupakan fasilitas sangat penting
untuk kompleks bangunan yang banyak orang dan berbagai aktivitas. Berikut ini
adalah aspek-aspek yang harus diperhatikan.
Dari aspek teknologis, teknik
struktur bangunan masjid harus dengan pemanfaatan bahan bangunan yang tepat dan
baik. Sebisa mungkin direncanakan menggunakan bahan yang ada di daerah yang
bersangkutan sehingga pembanguna masjid dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat sekitar, yaitu penghasilan meningkat. Di daerah saya yaitu kabupaten
Wonogiri, ada banyak usaha dagang atau toko bahan bangunan yang sangat
dibutuhkan oleh warga sekitar. Ada dari mereka yang memproduksi bahan bangunan
sendiri dengan bahan baku dari alam, seperti tanah dan pasir, dan sebagian membeli
bahan produk pabrik, seperti semen. Tempat produksi seperti ini dapat
menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar, terlebih jika ada pembangunan
fasilitas umum yang strategis seperti masjid, maka memberi tempat pekerjaan
bagi masyarakat, terutama sebagai tukang bangunan.
Bahan-bahan yang diproduksi antara
lain adalah batu bata, batako, hebel, genting, dan sebagainya. Sedangkan bahan
bangunan yang diambil langsung dari alam antara lain adalah pasir sungai, pasir
gunung merapi, batu-batu, dan sebagainya. Di sekitar saya dan mungkin
tempat-tempat lain, bahan bangunan tersebut adalah hal yang mudah ditemukan. Di
dusun saya juga ada aktivitas pengambilan pasir sungai karena dekat dengan
sungai. Pasir gunung berapi diperoleh dari gunung berapi terdekat, yaitu gunung
Merapi di Jawa. Karena pulau Jawa banyak memiliki gunung berapi, pasir gunung
berapi adalah hal yang mudah diperoleh. Sedangkan bata dan genting juga banyak
diproduksi di kabupaten saya. Karena tempat tersebut memiliki jumlah air yang
cukup dan juga banyak mendapat sinar matahari, proses produksi barang-barang
tersebut cukup mudah beroperasi. Menurut saya, untuk bangunan masjid, saya
lebih suka memakai batu bata, karena walaupun lama, tetapi berjumlah banyak,
sangat rapat, dan dengan pemasangan yang tepat, bangunan terasa lebih kuat
dibandingkan memakai batako atau hebel. Tapi ini menurut saya. Sedangkan saya
juga lebih suka memakai genting tradisional daripada yang modern. Hal ini untuk
menunjukkan ciri khas nusantara (Indonesia).
Lalu dari aspek sosiologis,
perencanaan masjid Syahadat dibuat dengan memerhatikan tingkat kehidupan,
pendidikan, dan adat-istiadat masyarakat yang memungkinkan diterimanya
keberadaan masjid sehingga akan dicintai oleh masyarakat. Karena desain masjid
Syahadat untuk masyarakat luas, tentu para pengunjungnya memiliki tingkat kehidupan
yang bermacam-macam. Desain masjid Syahadat dapat mudah dipahami oleh
masyarakat awam sebagai bangunan yang memiliki identitas masjid. Masjid ini terbuka bagi semua umat muslim dan
memiliki desain yang tradisional dan unsur Islami sehingga ramah bagi siapapun.
Masjid ini tidak akan didesain sangat mewah tapi memiliki nilai keindahan dan
kebudayaan yang tinggi. Desain masjid Syahadat memiliki unsur budaya nusantara
yang tampak, sehingga masyarakat Indonesia tidak akan merasa asing saat berada
di masjid tersebut. Masyarakat akan merasa nyaman dengan melihat arsitektur
budaya sendiri dan merasa seperti rumah sendiri. Adanya serambi sebagai ruang
terbuka juga menunjukkan sikap masyarakat Indonesia yang ramah tamah dan
terbuka terhadap orang lain, sehingga interaksi masyarakat di masjid Syahadat
dapat berjalan baik. Saya juga berharap bahwa desain masjid Syahadat dapat dimanfaatkan
untuk memperkenalkan arsitektur Indonesia kepada orang asing. Adanya akulturasi
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sudah lama
berinteraksi dengan bangsa luar.
Dari aspek planologis, bangunan masjid
direncanakan agar tidak mengganggu syarat-syarat utama pendirian bangunan
sehingga sesuai dengan tata kota atau denah. Jika terjadi, pembangunan masjid
Syahadat diusahakan serasi dengan seluruh denah maket Betterpad-Ray, karena
memang satu lahan kompleks bangunan. Rancangan saya ini diusahakan agar seluruh
bangunan dalam satu kompleks bangunan memiliki tingkat proporsi, komposisi, dan
keseimbangan yang baik. Masjid berada di sebelah barat (kiblat orang Indonesia)
agar di depan masjid tidak ada objek yang mengganggu penataan selain pagar
batas. Tempat masuk masjid juga menghadap halaman utama kompleks bangunan agar
mudah terlihat dan arus masuk masjid juga lancar. Dengan demikian diharapkan
bahwa bangunan masjid Syahadat dapat dicapai dengan mudah oleh para pengunjung,
serta menjadi daya tarik bagi masyarakat.
Berdasarkan aspek fisik, bangunan
masjid harus sesuai dengan iklim daerah setempat sehingga menciptakan suasana
yang sejuk secara klimatologis. Diharapkan bahwa desain bangunan masjid
Syahadat dapat memberikan kenyamanan secara psikologis bagi jamaah. Dengan
demikian, jamaah akan merasa betah untuk berada di dalam masjid Syahadat.
Masjid syahadat memiliki serambi sebelum mencapai ruang utama. Desain serambi
yang terbuka dapat membuat arus udara menjadi lancar sehingga udara lebih
sejuk, sesuai dengan iklik tropis Indonesia yang selalu memperoleh sinar
matahari sepanjang tahun. Karena kesejukannya, serambi dapat digunakan sebagai
tempat bermusyawarah atau beristirahat sambil berbincang dengan sesama muslim.
Di ruang utama masjid, bagian
dalamnya memiliki langit-langit yang tinggi, bagian dinding memiliki pintu,
jendela dan ventilasi udara yang banyak, sehingga udara mengalir lebih lancar
dan jamaah merasakan udara lebih sejuk dan tidak merasa gerah. Di dalam dapat
disediakan kipas angin, baik yang dipasang di dinding dan tiang masjid maupun
dipasang di langit-langit masjid, sehingga udara semakin terasa sejuk dan
jamaah merasa tenang dalam beribadah. Situasi tersebut dapat menambah
kekhusyukan dalam beribadah. Ini artinya, faktor klimatologi, ekologi, dan
geologi harus dicermati. Faktor ini pada hakikatnya sesuai dengan prinsip umum
Islam, yaitu berbuat islah (beres), Islam (keselamatan dan keserasian), hasan
(kebaikan), dan ihsan.
Dari aspek ekonomis, pembangunan
masjid juga harus memerhatikan kemampuan finansial, baik dari masyarakat
sekitar atau pengelola. Tidak hanya dalam pembangunannya, namun juga untuk
perawatan masjid. Untuk desain masjid Syahadat, tentu ini adalah proyek yang
besar yang modalnya berasal dari perusahaan, bank, atau pemerintah, karena
posisinya sebagai fasilitas umum yang strategis. Namun masyarakat umum boleh
membantu melalui sumbangan/infak secara ikhlas. Harus ditekankan bahwa tidak
boleh ada korupsi dalam pembangunan ini. Insya Allah semua yang berpartisipasi
dalam pembangunan memperoleh penghasilan yang cukup dan selau ditekankan bahwa
pembangunan masjid merupakan suatu ibadah yang harus dilaksanakan secara
ikhlas. Insya Allah jika masjid Syahadat berdiri, maka akan dirawat sebaik
mungkin. Bangunan dan lantai harus selalu dibersihkan, lampu masjid selalu
menyala meskipun ruang utama sudah ditutup pada malam hari, sambungan listrik
perlu dirawat, dan sebagainya.
Demikian artikel dari saya ini.
Semoga desain Masjid Syahadat yang merupakan bagian dari maket Betterpad-Ray
(Benteng Terpadu Raya) dapat memberikan inspirasi dan dapat diwujudkan. Aamiin.
Referensi:
·
Susanta,
Gatut, dkk. Membangun Masjid & Mushola. 2007. Depok: Penebar
Swadaya. (https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1048_Membangun%20Masjid%20dan%20Mushola#mode/2up)
No comments:
Post a Comment