Air
tanah adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Meskipun begitu, butuh
proses pembentukan yang memerlukan waktu lama, bisa mencapai puluhan tahun
hingga ribuan tahun.
Jika
air tanah tersebut telah mengalami kerusakan kuantitas maupun kualitasnya maka
butuh proses pemulihan dalam waktu lama, biaya tinggi, dan teknologi yang
rumit, bahkan tidak akan kembali pada kondisi awalnya. Karena itu, air tanah
dapat disebut sebagai sumber daya terbarukan dan sekaligus tak-terbarukan.
Konsep
air tanah sebagai sumber daya terbarukan didasarkan pada proses alami, yaitu
adanya sirkulasi pada sistem akuifer: aliran masuk dan aliran keluar ataupun
imbuh dan luah. Periode proses sirkulasi pada sistem akuifer ini sangat
bervariasi antara 10 sampai 100.000 tahun (Hendrayana, 2007).
Sedangkan
konsep air tanah sebagai sumber daya tak terbarukan adalah konsep periode
pengisian ulang air tanah antara 100 sampai 1.000 tahun. Periode tersebut
sangat panjang dibandingkan dengan periode aktivitas manusia pada umumnya, dan
perencanaan pendayagunaan sumber daya air pada khususnya (Hendrayana, 2007).
Sebagai
contoh dari konsep ini adalah pada saat pengisian air tanah. Air tanah yang
meresap ke tanah sangat sedikit sedangkan sistem akuifernya sangat luas,
sehingga butuh waktu yang sangat lama. Namun bukan berarti bahwa sistem akuifer
tersebut sama sekali tidak mengalami pengimbuhan, atau tidak berkaitan dengan
daur hidrologi.
Air
tanah sebagai sumber daya terbarukan atau tak terbarukan tergantung pada jarak
daerah imbuhan akuifer terhadap luasan sistem akuifer atau waktu tempuh aliran
air hingga mencapai dan mengisi ulang akuifer tersebut. Disebut terbarukan
kalau memiliki periode pengisian ulang antara <10 – 100 tahun, dan
sebaliknya air tanah disebut sumber daya tak terbarukan kalau membutuhkan waktu
berabad-abad dan bahkan hingga jutaan tahun untuk pengisiannya.
Di
daerah imbuhan, karena perkembangan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi,
maka terjadi alih fungsi lahan menjadi lahan pemukiman, industri, dan
lain-lain, yang menyebabkan terjadinya penurunan resapan air. Karena
peningkatan kebutuhan air, maka terjadi penurunan ketersediaan air tanah. Lahan
yang awalnya merupakan daerah konservasi, kawasan lindung, daerah resapan air,
hutan lindung, daerah penyangga malah menjadi tempat-tempat kedap air berupa
pemukiman, perindustrian, perdagangan, dan lainnya yang mengakibatkan
terjadinya dua dampak secara bersamaan. Dampak pertama adalah peningkatan
kuantitas dan kualitas kebutuhan air dan dampak kedua adalah penurunan
kuantitas dan kualitas ketersediaan air. Artinya kedua dampak dalam aspek
pengelolaan sumber daya air erat hubungannya dengan aspek konservasi sumber
daya air dan aspek pendayagunaan sumber daya air. Selain kedua dampak tadi,
perubahan fungsi lahan juga menyebabkan peningkatan aliran permukaan yang
menyebabkan terjadi peningkatan potensi bencana banjir. Dalam pengelolaan
sumber daya air maka hal tersebut merupakan aspek pengendalian daya rusak air.
Insya
Allah jika terwujud, hasil desain Maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya
“Tembok Mural”) akan memerhatikan dan menjaga air tanah sebagai sumber daya
yang sangat penting bagi kehidupan, terutama manusia. Manusia sebagai makhluk
yang diberi akal oleh Tuhan Yang Maha Esa seharusnya menyadari tentang
pentingnya air tanah baik peran, fungsi, dan kelestariannya. Karena itu perlu
dilakukan berbagai kajian dan penelitian yang lebih mendalam tentang air tanah.
Air tanah adalah sumber daya yang bisa terbarukan dan juga bisa tak terbarukan
yang tentunya perlu pemanfaatan dan pengelolaan yang baik. Umumnya manusia menganggap
bahwa air terutama air tanah tak akan pernah habis, dalam artian selalu terisi
kembali dalam siklus hidrologi, tidak seperti minyak bumi yang berasal dari
jasad organik yang telah mati yang membutuhkan waktu sangat panjang dalam
pembentukannya. Selain itu air benar-benar dibutuhkan setiap waktu oleh makhluk
hidup agar dapat meneruskan hidupnya hingga akhir. Air sebagai kebutuhan dasar
tak akan pernah terganti oleh zat-zat air. Ketika merasa kehausan, maka hanya
air yang dapat mengatasinya. Aliran darah dalam tubuh serta proses kerja
organ-organ tubuh lainnya juga harus membutuhkan air. Agar hewan dan tumbuhan
bisa hidup juga butuh air.
Saat
ini sudah ada kekhawatiran tentang kualitas dan kuantitas air tanah sesuai
uraian tadi. Adanya pembangunan yang menutupi lahan-lahan resapan air memang
merusak kualitas dan kuantitas air tanah. Karena itu, dapat diusahakan bahwa
desain Betterpad-Ray akan dibangun dengan memerhatikan pentingnya tempat-tempat
resapan air. Mungkin dalam setiap pembangunan selalu ada saja bagian tempat
resapan air yang harus dikorbankan, namun tetap ada yang bisa dilakukan agar
air tetap memiliki jalan menuju ke tanah. Misalnya dengan tetap memberikan
tempat resapan air yang cukup luas atau ruang hijau dalam suatu area bangunan.
Selain itu juga perlu dibuat saluran air untuk mencegah banjir. Untuk desain
Maket Betterpad-Ray, mungkin pemilihan tempat lokasinya bisa di tempat yang
daerah imbuhannya tidak signifikan atau bukan tempat yang mengurangi tempat
resapan air secara signifikan, mungkin bisa berada di daerah hilir. Tata ruang
air dalam maket Betterpad-Ray juga perlu dibahas lebih dalam bersama para ahli
agar dalam hal ini tetap dapat menjaga ketersediaan air tanah. Hal tadi mungkin
bisa diterapkan pada pembangunan lain, jika bisa.
Memang
disadari bahwa untuk bangunan-bangunan berukuran besar atau pemukiman padat,
termasuk desain Maket Betterpad-Ray memang membutuhkan air dalam jumlah besar
yang bersumber dari air tanah. Umumnya faktor ekonomi dan bisnislah yang
membuat bangunan-bangunan atau pemukiman baru didirikan. Kemudian karena tata
ruang dan lingkungan yang tidak tepat, maka kualitas dan kuantitas ketersediaan
mengalami penurunan, berbanding terbalik dengan jumlah yang hendak digunakan. Namun
tujuan dari desain Maket Betterpad-Ray bukanlah untuk tujuan ekonomi dan
bisnis, terlebih kepentingan pribadi. Betterpad-Ray memiliki tujuan dalam
bidang pendidikan, sosial, dan budaya yang digunakan untuk kepentingan umum. Insya
Allah akan dilakukan pengelolaan air tanah yang tepat, baik, dan benar untuk
desain kompleks bangunan tersebut agar ketersediaan air dapat terjaga dengan
baik, dan hal itu juga untuk masyarakat sekitar. Desain Betterpad-Ray memang
memiliki berbagai fasilitas, seperti Masjid Syahadat, Pendapa Peradaban, dan
Bangunan Utama Betterpad-Ray. Semuanya tentu membutuhkan air dari sumber air
tanah dalam jumlah banyak. Namun semuanya juga merupakan bangunan-bangunan yang
memiliki manfaat bagi orang-orang dan tidak akan ada pemborosan air dalam
setiap kegiatannya, secukupnya saja sesuai kebutuhan.
Baik
sebagai sumber daya yang terbarukan maupun tak terbarukan, air tanah memang
benar-benar berperan penting dalam kehidupan. Sudah menjadi kewajiban untuk
menjaga dan mengelolanya dengan baik dan berusaha untuk tidak merusak atau
mencemarinya dengan hal-hal yang terkadang tidak disadari atau tidak
diperhatikan. Jika alam rusak, maka manusia juga yang merasakan keburukannya. Maka
diharapkan bahwa berbagai fasilitas dari desain Maket Betterpad-Ray dapat
digunakan sebagai tempat untuk mengkaji, berdiskusi, dan menemukan solusi
tentang permasalahan air tanah yang dilakukan oleh berbagai pihak. Tidak hanya
wacana, namun juga perlu praktik nyata secara benar tanpa pamrih. Karena hasilnya
juga demi kepentingan semua manusia dan makhluk hidup.
Masjid Syahadat
Pendapa Peradaban
Bangunan Utama Betterpad-Ray
Demikianlah
penjelasan dari artikel mengenai desain maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu
Raya). Insya Allah bisa diwujudkan. Aamiin. Mohon maaf apabila ada kesalahan
terutama di artikel ini.
Referensi:
§
Robert
J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. Tata Ruang Air. 2010. Yogyakarta: ANDI.
(https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1822_Tata%20Ruang%20Air#mode/2up)
(Hobi Arsitektur)
No comments:
Post a Comment