Di Daerah Aliran Sungai (DAS), ada permasalahan yang terkait dengan dua hal yang penting yaitu konservasi sumber daya air dalam pengelolaan sumber daya air dan kawasan budi daya dalam penataan ruang. Di satu sisi, untuk memenuhi aspek konservasi sumber daya air adalah cara agar penduduk bisa menahan/membendung aliran permukaan (run-off) sebesar-besarnya dan memberi kesempatan agar air masuk ke dalam tanah (infiltrasi) selama-lamanya atau tertahan di permukaan tanah. Di sisi lain adalah adanya kawasan konservasi yang berubah fungsi menjadi kawasan budi daya misalnya menjadi kawasan pemukiman penduduk.
Dampak
dari adanya dua sisi tersebut adalah terjadinya peningkatan kuantitas dan
kualitas kebutuhan air sekaligus penurunan ketersediaan air baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas di daerah alih fungsi lahan tersebut dan peningkatan aliran
permukaan pada daerah hilir yang membuat potensi terjadinya banjir semakin
besar.
Secara
sederhana solusi dari permasalahan tersebut adalah menemukan dan melakukan cara
yang tepat agar konservasi sumber daya air dapat terus dilakukan bersamaan
dengan mengoptimalkan pendayagunaan air dan pengendalian daya rusak air dengan
prinsip permintaan minimum dan polusi minimum. Permasalahan tersebut bisa
terjadi karena adanya kepentingan teknis (rekayasa) dan aspek lingkungan
berbenturan dengan aspek sosial dan ekonomi.
Sosial:
pembuangan sampah, pemakaian air berlebih, kebutuhan tempat tinggal meningkat
karena peningkatan penduduk terjadi alih fungsi lahan dan pengurangan ruang
terbuka hijau.
Ekonomi:
peningkatan ruang terbangun (atau pengurangan ruang terbuka hijau) karena
kepentingan ekonomi, antara lain alih fungsi lahan resapan air menjadi daerah
pemukiman penduduk atau industri/pabrik dan illegal logging.
Insya
Allah, Maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya “Tembok Mural”) jika dapat
diwujudkan maka saat perencanaan dan saat sudah digunakan, maka akan memandang
permasalahan di Daerah Aliran Sungai sebagai hal serius. Saat hendak membangun
bangunan, terlebih di zaman modern ini di saat pembangunan berkembang pesat,
masalah lingkungan khususnya Daerah Aliran Sungai adalah hal yang harus dikaji dan diperhatikan.
Pembangunan beserta kaitannya dengan lingkungan yang tidak dikaji dengan benar
maka dapat merusak lingkungan sekitar. Sudah ada banyak berita yang membahas
tentang pembangunan yang merusak Daerah Aliran Sungai yang tentunya masyarakat ingin
tidak ada lagi kejadian seperti itu. Namun faktanya, masih ada pihak-pihak yang hanya beorientasi pada
kepentingan pribadi yang sesaat dan tidak sadar bahwa masyarakat, diri mereka,
atau generasi penerus mereka akan mengalami masalah karena kerusakan Daerah
Aliran Sungai yang parah jika dibiarkan terus menerus. Jika terwujud, Maket
Betterpad-Ray akan menyediakan tempat untuk mempertemukan berbagai pihak untuk
mengkaji dan menemukan solusi mengenai Daerah Aliran Sungai yang dapat
dilakukan di Pendapa Peradaban dan Bangunan Utama Betterpad-Ray.
Secara
sosial, jika Maket Betterpad-Ray terwujud, maka akan mencegah dan menanggulangi
masalah yang berkaitan dengan sisi tersebut semampunya, minimal di ruang
lingkup bangunan kompleks tersebut, Insya Allah. Zaman modern adalah zaman
ketika seseorang bisa membeli dan mengonsumsi produk-produk buatan industri
yang biasanya memakai kemasan plastik. Berbeda dengan zaman dahulu di saat
orang-orang memakai barang-barang buatan sendiri, atau misalnya jika membeli
makanan maka wadahnya berupa daun. Penggunaan plastik sebagai kemasan produk
bisa menimbulkan masalah jika tidak diperlakukan dengan baik. Masih saja ada
orang-orang yang membuang sampah terutama plastik secara sembarangan, bahkan ke
aliran air atau sungai. Hal ini belum ditambah adanya limbah-limbah dari
industri yang berbahaya secara kimia. Tentu saja terjadi penurunan kualitas
air, yaitu kotor, berbau, dan beracun. Selain itu masih banyak orang-orang yang
memakai air secara berlebihan atau boros. Memang di zaman sekarang air tidak
hanya digunakan untuk minum, mandi, dan cuci (pakaian dan piring) saja, namun
juga untuk membersihkan kendaraan, kebutuhan industri, kolam renang, dan
sebagainya. Ada juga orang yang terkadang memakai air keran yang terbuka maksimal
yang sebenarnya terlalu berlebihan. Ada juga yang tidak atau lupa menutup keran
air yang mengisi bak mandi, padahal sudah penuh. Tentu saja pembuangan air yang
sia-sia ini, sedikit atau banyak, mengurangi ketersediaan air yang semestinya
sesuai kebutuhan. Lalu ada alih fungsi lahan menjadi pemukiman atau bangunan
tertentu yang tanpa melalui kajian tentang lingkungan yang mendalam atau
sebenarnya juga bangunan tersebut “tidak berguna”, menyebabkan kurangnya ruang
terbuka hijau dan kurangnya resapan air. Akibatnya udara luar semakin panas,
polusi meningkat, dan mudah banjir.
Dari
masalah sosial tersebut, jika Maket Betterpad-Ray terwujud maka akan memiliki
beberapa cara. Kompleks bangunan Betterpad-Ray nantinya akan menyediakan tempat
sampah di setiap titik-titik strategis di dalam dan sekitar Betterpad-Ray
dengan pembagian tertentu, secara sederhana adalah sampah organik dan sampah
anorganik agar orang-orang membuang sampah pada “tempatnya”. Sampah-sampah
tersebut akan diperlakukan atau diolah dengan cara yang ramah lingkungan. Di
kamar mandi , toilet, atau tempat yang ada akses keran air, maka akan diberi
peringatan agar menggunakan air secukupnya, tidak perlu membuka keran secara
maksimal, dan agar menutup keran air di bak mandi jika sudah penuh terisi air.
Lalu sebelum Betterpad-Ray dibangun, akan dilakukan kajian dengan para ahli dan
secara serius agar tetap ramah lingkungan. Desain Maket Betterpad-Ray juga
menampilkan ruang terbuka hijau dan parit untuk melestarikan air.
Secara
ekonomi, Maket Betterpad-Ray yang jika sudah terwujud juga akan memerhatikan
permasalahannya. Peningkatan bangunan karena pemukiman dan industri memiliki
dampak signifikan terhadap pengurangan ruang terbuka hijau dan berkurangnya
resapan air. Peningkatan pemukiman terjadi karena jumlah penduduk yang semakin
banyak dan adanya urbanisasi. Mereka yang pindah ke kota umumnya karena faktor
ekonomi dan ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik. Mereka yang ternyata
hampir tidak mempunyai modal maka akan mencari tempat tinggal di tempat yang
seadanya dan ada yang hingga ke bantaran sungai karena kemampuan ekonomi yang
terbatas. Jika jumlahnya semakin banyak, maka bantaran sungai akan penuh dengan
bangunan-bangunan dan merusak bantaran sungai karena semakin kotor dan terlihat
sempit akibat aktivitas yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan. Lalu
adanya pembangunan industri dan pabrik di Daerah Aliran Sungai juga dapat
merusak lingkungan sekitar. Banyak pohon yang ditebang dan berkurangnya daerah
resapan air karena harus tertutup oleh semen dan tembok. Industri-industri
tersebut hanya mencari keuntungan pribadi atau kelompok dan tidak memikirkan
dampaknya terhadap lingkungan. Terkadang mereka mencari tempat (tanah) hanya
karena murah dan masih luas. Padahal seharusnya tanah atau lahan tersebut
adalah sebagai resapan air dan ruang terbuka hijau yang memberi manfaat positif
bagi masyarakat, seperti kesehatan karena tersedianya oksigen dalam jumlah
banyak, tidak terkena banjir, dan sebagainya. Lalu yang juga tidak kurang parah
adalah adanya penebangan liar terutama di hutan daerah hulu. Jika hutan di hulu
habis, maka air hujan yang turun di hulu akan mengalir ke arah hilir dengan
cepat dan menyebabkan terjadinya banjir bandang. Lalu ekosistem alam juga
rusak, hewan-hewan banyak yang mati, dan oksigen semakin berkurang dan udara
semakin panas.
Maket
Betterpad-Ray jika nantinya terwujud tidak akan merusak bantaran sungai atau
wujud sungai, Insya Allah. Maket Betterpad-Ray adalah desain kompleks bangunan
yang tujuan utamanya bukanlah ekonomi, melainkan ke arah pendidikan, sosial,
dan budaya. Pembangunan Maket Betterpad-Ray nantinya tidak akan menggunakan
kayu dari hasil penebangan liar. Sesuai desain Maket Betterpad-Ray, di dalamnya
akan terdapat banyak pohon yang bisa menghasilkan oksigen dan kesejukan.
Masjid Syahadat
Pendapa Peradaban
Bangunan Utama Betterpad-Ray
Demikianlah
penjelasan dari artikel mengenai desain maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu
Raya). Insya Allah bisa diwujudkan. Aamiin.
Referensi:
·
Robert
J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. Tata Ruang Air. 2010. Yogyakarta: ANDI.
(https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1822_Tata%20Ruang%20Air#mode/2up)
(Hobi Arsitektur)
No comments:
Post a Comment