Masalah
utama yang dibahas tentang arsitektur tradisional di masa modern adalah:
bagaimakah penerapan identitas budaya atau adat dapat diterapkan pada
bangunan-bangunan baru secara tepat? Mencari dan menemukan identitas budaya
adalah hal yang sulit bagi bangsa Indonesia, karena proses sejarah yang terus
berjalan hingga zaman modern ini, yaitu adanya negara yang bernama Indonesia.
Kesulitan-kesulitan ini disebabkan oleh berbagai hal.
Pertama
adalah perbedaan ragam budaya di Indonesia. Masyarakat Bangsa Indonesia
mengetahui bahwa sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
Sabang sampai Merauke adalah karena memiliki persamaan nasib dan penderitaan
karena penjajahan Belanda. Sebenarnya semua suku bangsa di Indonesia tidak
memiliki cukup banyak persamaan dalam hal budaya untuk dapat dipandang sebagai
suatu kesamaan dan suatu kesatuan bangsa, baik dalam hal bahasa, adat istiadat,
maupun kepercayaan. Semua itu memiliki perbedaan-perbedaan yang cukup besar
antara satu dengan yang lain. Namun ada tekad yang telah lahir dalam Sumpah
Pemuda tahun 1928 tentang satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu
Indonesia. Kemudian semangat kemerdekaan 1945 telah berhasil menyatukan
berbagai suku bangsa yang berbeda sehingga rasa kebangsaan Indonesia semakin
kuat.
Setelah
kemerdekaan, bangsa Indonesia memilih bentuk republik yang bersifat demokratis.
Secara historis, republik adalah hal yang baru bagi bangsa Indonesia.
Sebelumnya sejarah Indonesia hanya mengenal bentuk kerajaan. Karena itu banyak
terjadi kesalahpahaman tentang arti kaidah-kaidah kehidupan yang baru. Banyak
norma kehidupan sehari-hari yang diganti dengan yang baru.
Di
bidang sosial politik, misalnya tentang pengertian oposisi. Suatu pihak
menganggap bahwa oposisi adalah hal yang lumrah dalam demokrasi, bahkan
diperlukan. Sementara pihak lain yang masih terbiasa berpikir dalam pola
otokratis menganggap bahwa oposisi adalah ketidakpatuhan terhadap penguasa dan
merupakan bibit pemberontakan yang perlu ditumpas. Lalu yang dimaksud
pemerintah adalah penguasa atau pamong (pelayanan publik)? Secara undang-undang
jelas bahwa peran pemerintah lebih ke arah sebagai pamong. Namun banyak
masyarakat yang masih terbiasa memandang pemerintah sebagai penguasa seperti
zaman kerajaan. Terlebih kalangan aparat pemerintah bertindak lebih ke arah
penguasa, sadar atau tidak.
Kemudian
dalam kehidupan ekonomi, masih menjadi permasalahan apakah mengusahakan keuntungan
yang sebesar-besarnya adalah hal yang benar atau tidak? Hal ini tidak dilihat
dari masalah hukum, melainkan secara etika normatif. Masyarakat masih
menganggap bahwa mencari keuntungan sebesar mungkin berarti bersikap rakus dan
bukan tindakan yang patut dipuji secara rasional. Hingga kini belum ada batas
keuntungan yang dianggap wajar berdasarkan kesepakatan.
Tentang
republik, ada pertanyaan tentang stratifikasi sosial. Misalnya kedudukan manakah
yang lebih tinggi antara keturunan bangsawan, ulama, pejabat pemerintah,
politisi, perwira, kaum cendekiawan, orang yang dituakan, dan orang-orang kaya
(pengusaha). Bila pertanyaan tersebut diajukan maka akan diperoleh jawaban yang
berbeda-beda yang membuktikan belum adanya suatu kesatuan norma dalam
masyarakat. Jika contoh-contoh tersebut dikaji secara lebih mendalam maka dapat
diketahui bahwa sesungguhnya akar pandangan filosofislah yang menciptakan
perbedaan-perbedaan tersebut. Tidak heran jika seseorang di zaman sekarang
sering kebingungan menghadapi situasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Bangsa Indonesia yang sampai saat ini (2019) masih dikatakan sebagai negara
baru berkembang, seperti negara-negara lain yang setara, masih memiliki
perasaan sebagai masyarakat terbelakang dibandingkan negara-negara lain yang telah maju, entah
disadari atau tidak. Karena itu masyarakat Indonesia merasa perlu berusaha
untuk mengejar ketertinggalan itu. Umumnya mereka berpendapat bahwa modernisasi
adalah jawabannya. Segala sesuatu harus dimodernisasi agar bisa mengejar ketertinggalan.
Maka modernisasi dipacu terutama dalam bidang teknologi dan pembangunan
ekonomi. Maka ada anggapan baru tentang nilai-nilai yang dipakai untuk mengukur
keberhasilan dan keluhuran manusia modern. Manusia baik bukanlah yang sholeh,
rendah hati, sederhana, sopan santun, dan sebagainya. Manusia yang produktif,
bercita-cita tinggi, agresif, dan pragmatis adalah contoh manusia yang dianggap
baik di zaman modern. Ini benar-benar terbalik dengan tata nilai lama.
Perkembangan
kebudayaan modern ternyata memiliki dampak negatif. Industri yang sangat maju
ternyata menyebabkan pencemaran lingkungan yang mengganggu kelestarian alam.
Industri juga mendorong tingkat konsumsi yang berlebihan yang tertanggungkan
oleh sumber daya alam yang tersedia. Kemajuan teknologi telah menyebakan
terciptanya senjata-senjata pemusnah yang sangat dahsyat dan berdampak masif.
Sementara itu telah terbukti bahwa kemajuan ekonomi dan tingkat kemakmuran
tidak membuat manusia benar-benar merasa bahagia dan sejahtera. Tatanan ekonomi
dan politik yang baru telah menyebabkan adanya jurang pemisah yang semakin
lebar antar negara-negara maju dengan yang terbelakang. Hal ini menyebabkan
ketidakstabilan politik dunia yang juga terjadi pada negara-negara maju. Karena
itu timbul pertanyaan bahwa apakah umat manusia sekarang telah memilih jalan
yang tepat untuk mencapai kesejahteraan dan kelestarian alam? Jika tidak,
apakah ada jalan lain yang dapat ditempuh dan ke arah manakah perjalanan bangsa
yang dituju?
Dari
hal-hal tadi dapat disadari tentang besarnya kesulitan budaya yang dihadapi
manusia. Jika hendak membahas tentang ciri budaya yang akan diterapkan dalam
arsitektur zaman sekarang, maka ada beberapa pertanyaan. Budaya mana yang ingin
dicerminkan? Yang dahulu telah dimiliki atau yang sedang diubah? Atau yang akan
datang yang belum diketahui wujudnya?
Maket
Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya “Tembok Mural”) adalah desain kompleks
bangunan yang memperlihatkan arsitektur budaya Indonesia, Insya Allah dapat
terwujud. Desain Betterpad-Ray adalah hasil usaha untuk menerapkan arsitektur
tradisional Indonesia terhadap arsitektur di zaman modern. Hal yang paling
terlihat tentang arsitektur tradisional di desain Betterpad-Ray adalah
keberadaan Pendapa yang bernama Pendapa Peradaban, yaitu paviliun khas
arsitektur Jawa, meskipun di daerah lain di Indonesia ada juga bangunan sejenis
pendapa. Yang dimaksud paviliun di Indonesia adalah tempat untuk berkumpul,
bercengkerama, bermusyawarah, menampilkan pertujukan budaya, dan sebagainya yang
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat Indonesia sejak zaman
dahulu. Memang arsitektur Pendapa Peradaban cenderung memperlihatkan budaya
Jawa dan tidak bisa menampilkan seluruh arsitektur budaya daerah lain. Ini
adalah salah satu kesulitan untuk memperlihatkan budaya tradisional dengan nama
Indonesia, sebab hampir sulit ditemukan budaya yang menunjukkan identitas
Indonesia secara keseluruhan karena keanekaragaman suku bangsanya. Namun
setidaknya Pendapa Peradaban juga tidak benar-benar memperlihatkan bangunan
khas Jawa secara original, karena adanya balkon yang dibatasi pagar. Balkon
berpagar ini dapat ditemukan pada arsitektur budaya daerah lain di Indonesia.
Agar terlihat lebih membawa nama Indonesia, di depan Pendapa Peradaban terdapat
bendera Indonesia yaitu bendera Merah Putih yang dipasang pada tiang. Selain
itu, mungkin dapat dibuat gambar-gambar atau ukiran tentang rumah tradisional
dan arsitektur budaya seluruh daerah di Indonesia yang ditampilkan di dalam
Pendapa Peradaban. Pendapa Peradaban juga dapat digunakan untuk tempat
pertunjukkan kebudayaan seluruh Indonesia.
Desain
kompleks bangunan Betterpad-Ray cocok untuk kantor atau gedung pemerintahan.
Adanya paviliun terbuka menunjukkan sikap pemerintah yang terbuka dan mau
menerima serta memberikan solusi tentang permasalahan masyarakat melalui
musyawarah. Sedangkan Bangunan Utama Betterpad-Ray jika dilihat secara sekilas,
memang cocok digunakan sebagai pusat kantor. Kompleks bangunan Betterpad-Ray
dibuat untuk tujuan pendidikan dan sosial budaya, bukan untuk mencari
keuntungan sebesar-besarnya. Jika terwujud, berbagai pihak dan orang-orang dari
berbagai profesi dapat masuk ke Betterpad-Ray dengan berbagai kontribusinya
untuk bangsa dan negara, karena Betterpad-Ray dapat dijadikan sebagai tempat
bermusyawarah, berinteraksi, dan memperoleh ilmu pengetahuan dengan berbagai
fasilitas yang telah didesain.
Masjid Syahadat
Pendapa Peradaban
Bangunan Utama Betterpad-Ray
Demikianlah
penjelasan dari artikel mengenai desain maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu
Raya). Insya Allah bisa diwujudkan. Aamiin. Mohon maaf apabila ada kesalahan
terutama di artikel ini.
Referensi:
·
Prof.
Ir. Eko Budihardjo, M.Sc. Jati Diri Arsitektur Indonesia. 1997. Bandung:
Penerbit Alumni. *Termasuk oleh: Ir.
Hindro Tjahjono Sumardjan, IAI, seperti yang tercantum dalam buku referensi. (https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1140_Jati%20Diri%20Arsitektur%20Indonesia#page/n1/mode/2up)
No comments:
Post a Comment