Masing-masing
jenis pekerjaan pada bangunan memiliki cara penghitungan ukuran yang
berbeda-beda, sesuai dengan bentuknya. Pada dasarnya rumus dasar yang digunakan
pada bangunan tetap sama dengan rumus matematika pada umumnya, seperti
pengukuran luas, keliling, dan volume. Untuk jumlah satuan dihitung dengan buah
atau unit yang terdiri dari rangkaian material yang sudah menjadi satu
kesatuan.
Insya
Allah, jika desain Masjid Syahadat yang merupakan bagian dari Maket
Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya “Tembok Mural”) dapat diwujudkan, maka
penghitungan ukuran adalah hal yang penting dalam perencanaan dan pembangunan
yang tepat.
Ada beberapa
cara untuk menghitung ukuran setiap jenis pekerjaan. Secara garis besar, cara
penghitungan tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
§ Ukuran pekerjaan yang memiliki luas dan ketebalan atau memiliki
penampang dan panjang dihitung dengan menggunakan satuan m3. Misalnya
pada pekerjaan pasangan batu kali (sungai), pasangan batu bata (juga bisa m2),
kuda-kuda, dan kusen.
Pondasi
adalah hal yang terpenting dalam sebuah bangunan, karena pondasi menopang
bangunan di atasnya agar tetap kokoh. Galian tanah pondasi harus diukur dalam
besaran volume agar memperoleh ukuran yang tepat agar bisa menopang bangunan
dengan kuat dan awet. Urugan pasir dan tanah serta peninggian lantai diukur
dengan besaran volume untuk mengetahui jumlah kebutuhan pasir dan tanah yang
tepat. Sebaiknya persediaan pasir dan tanah dilebihkan dari hasil penghitungan,
karena sisanya dapat digunakan untuk cadangan atau pekerjaan yang lain.
Pekerjaan
beton bertulang adalah yang membentuk struktur atau wujud bangunan sebagai
rangkanya. Ukuran beton bertulang diukur dengan volume dan biasanya lebar untuk
pekerjaan ini hampir sama untuk setiap bangunan, terutama bangunan sederhana. Lebar
beton bertulang ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kekuatan yang diperlukan. Untuk
menentukan lebar beton bertulang, harus dengan pemilihan ukuran ring besi yang
sesuai. Beton lantai kerja, meskipun cenderung meluas, namun ketebalan adalah
hal yang penting meskipun kira-kira hanya sekitar 5 cm. Jadi ukuran beton kerja
dihitung dengan besaran volume.
Kusen
untuk pintu dan jendela juga dihitung dengan besaran volume, setidaknya untuk
mengetahui kekuatan yang dibutuhkan karena kusen juga menahan beban dari
dinding.
§ Ukuran pekerjaan yang hanya memiliki luas dan ketebalan yang
relatif tipis dihitung dengan menggunakan satuan m2. Contohnya pada
pekerjaan plesteran, pasangan lantai, pasangan plafon, pasangan atap, dan
pengecatan.
Ketika
merencanakan atau hendak membuat bangunan, ukuran luas yang pertama kali dihitung
adalah lahan yang akan dibersihkan. Lahan yang digunakan bukan hanya untuk
bangunan di atasnya saja, namun juga bisa untuk halaman bangunan, taman,
gazebo, kolam, dan sebagainya. Masing-masing bagian tadi juga harus diukur
luasnya agar dapat ditata dengan baik dan sesuai kebutuhan.
Ukuran
permukaan dinding atau plesteran dihitung dengan besaran luas. Jumlah bata yang
hendak digunakan juga dapat diketahui dengan menghitung luas dinding yang
hendak dibangun, biasanya luas dinding sudah dikurangi dengan luas pintu dan
jendela. Bata dipasang dengan posisi “tidur” dan mengambil posisi terpanjang. Jadi
ketebalan bata adalah yang menyusun tinggi dinding dan panjang bata adalah yang
menyusun panjang dinding. Jadi ketebalan dinding bangunan dipengaruhi oleh
lebar permukaan bata. Ketebalan dan panjang bata adalah yang kira-kira dapat
dihitung luasnya untuk menentukan jumlah bata yang dibutuhkan untuk pasangan
bata pada dinding.
Kemudian
sebagai komponen pelengkap, keramik adalah benda yang dapat dipasang pada
lantai dan permukaan dinding. Keramik yang dijual sudah memiliki ukuran-ukuran
yang tetap, misalnya 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, 20 x 25 cm, dan sebagainya. Luas lantai
yang sudah diukur dan direncanakan dapat menjadi acuan untuk menentukan jumlah
keramik yang dibutuhkan, hanya dengan membagi antara luas lantai dengan luas
keramik per buah.
Plafon
untuk membuat langit-langit dalam ruangan bangunan juga diukur dengan besaran
luas, baik plafon dalam ruangan maupun teras.
Luas
daun pintu dan daun jendela disesuaikan dengan kebutuhan. Yang terpenting, umumnya
ukuran pintu lebih besar dari ukuran tubuh manusia, baik panjang maupun
lebarnya. Sedangkan ukuran jendela pada dasarnya sesuai kebutuhan. Jika sekadar
agar cahaya dapat masuk, maka hanya berukuran kecil dan posisi di atas. Jika untuk
dapat melihat pemandangan di luar bangunan, maka lebih besar lagi, kira-kira
dari pinggang manusia dewasa hingga lebih tinggi dari kepala manusia dewasa
(sebaiknya minimal 2 meter dari permukaan lantai). Ukuran ventilasi udara juga
dihitung berdasarkan luasnya.
Besaran
luas juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah kaso, reng, atap genteng dan
luas pengecatan.
§ Ukuran pekerjaan yang cenderung memanjang (ukuran panjang lebih
dominan daripada lebarnya) dihitung dengan menggunakan satuan m. Misalnya pada
pekerjaan lisplang, lisplafon, instalasi pipa, kabel, dan bubungan genteng.
Meskipun
lisplang dan lisplafon memiliki ukuran lebar dan ketebalan, namun besaran
panjang adalah hal yang harus dihitung agar sesuai dengan panjang sisi-sisi
pada keliling bangunan atau ruangan. Sedangkan lebar dan ketebalan pada
lisplang dan lisplafon cenderung pada unsur proporsi, kepatutan, dan estetika.
Bubungan
atap adalah penutup sisi teratas dari tampilan atap, sehingga cukup diukur
total panjangnya saja.
§ Penghitungan jumlah bahan-bahan satuan menggunakan satuan ukuran
buah. Misalnya lampu, stopkontak, saklar, engsel, kunci, kloset, dan keran air.
Jumlah komponen pintu dan jendela seperti engsel, kunci, dan sebagainya disesuikan
dengan jumlah pintu dan jendela yang ada. Misalnya, untuk satu daun pintu, maka
dibutuhkan tiga buah engsel. Lalu jumlah saklar juga disesuaikan dengan jumlah
lampu. Untuk menghemat jumlah tempat saklar, sebaiknya menggunakan saklar
dengan dua atau tiga tombol, terlebih jika ada yang lebih. Sedangkan jumlah
keran air disesuaikan dengan jumlah orang-orang yang ada. Untuk tempat wudhu,
khususnya desain Masjid Syahadat di Betterpad-Ray, tentu jumlah harus banyak. Jumlah
keran air juga disesuaikan dengan jumlah bak mandi yang ada.
§ Penghitungan jumlah bahan satuan yang terdiri dari beberapa
komponen bahan yang dirakit menjadi menjadi satu menggunakan satuan unit. Misalnya
meja dapur atau cuci, instalasi air bersih dan air kotor, instalasi titik lampu,
instalasi titik daya, dan sebagainya.
Demikian
artikel dari saya ini. Semoga desain Masjid Syahadat yang merupakan bagian dari
maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya) dapat memberikan inspirasi dan dapat
diwujudkan. Aamiin. Mohon maaf apabila ada kesalahan terutama di artikel ini.
Referensi:
·
Susanta,
Gatut, dkk. Membangun Masjid & Mushola. 2007. Depok: Penebar
Swadaya. (https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1048_Membangun%20Masjid%20dan%20Mushola#mode/2up)
(Hobi Arsitektur)
No comments:
Post a Comment