Rencana
Anggaran Biaya dapat dibuat sesuai daftar analisis satuan pekerjaan yang telah
dibuat sebelumnya. Analisis yang dibuat adalah jumlah kebutuhan material dan
pekerja untuk masing-masing jenis pekerjaan pada proses pembangunan dengan
mengetahui harga tiap-tiap kebutuhan beserta total harga yang dibutuhkan untuk
tiap jenis pekerjaan. Total harga pada masing-masing jenis pekerjaan pada
daftar analisis satuan pekerjaan adalah nilai angka yang diisikan pada kolom
harga satuan untuk membuat daftar Rencana Anggaran Biaya.
Contoh Tabel
Daftar Harga Analisis Satuan Pekerjaan (Contohnya hanya untuk satu jenis
pekerjaan saja)
Nomor
|
Uraian
Pekerjaan
|
Koefisien
|
Satuan
|
Harga Satuan
|
Total harga
|
2
|
1
m2 – Pembersihan Lokasi
|
||||
Pekerja
|
0,02
|
Orang
|
|||
Tukang
Batu
|
0,01
|
Orang
|
|||
Sapu
|
0,03
|
buah
|
|||
Sekop
|
0,03
|
Buah
|
|||
Jumlah
|
Penjelasan
singkatnya, misalnya tidak mungkin ada 0,02 orang. Maka cara memahami yang
tepat adalah bahwa butuh 2 orang pekerja dan 1 tukang batu untuk membersihkan
lahan seluas 100 m2.
Insya
Allah jika terwujud, proses pembangunan kompleks bangunan berdasarkan desain Maket
Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya “Tembok Mural”) akan menggunakan Rencana
Anggaran Biaya, terutama untuk desain Masjid Syahadat.
Dalam
pembuatan Rencana Anggaran Biaya, terdapat lima hal pokok yang harus
diperhatikan dalam penghitungan biaya, yaitu sebagai berikut.
1.
Penghitungan
material atau bahan yang terkait dengan penghitungan jumlah material yang
dipakai, termasuk harganya. Material yang digunakan harus sesuai kebutuhan
pembangunan dan tentunya ada material-material utama yang pasti digunakan untuk
bangunan (modern), seperti semen, bata, dan pasir. Dalam menghitung jumlah
material harus sesuai antara wujud bahannya dengan satuan yang digunakan.
Misalnya material berwujud butiran seperti pasir dan tanah menggunakan satuan
volume yaitu m3 atau satuan tertentu sesuai wilayahnya atau
kesepakatan. Harga material per satuan atau unit juga harus diketahui agar bisa
menghitung harga dari sejumlah material yang dibutuhkan dan teliti saat
pembelian. Misalkan 1 batako semen berharga 3000 rupiah, maka harga 100 batako
semen adalah 300.000 rupiah.
2.
Penghitungan
biaya pekerja yang terkait dengan lamanya bekerja para pekerja untuk
menyelesakan suatu jenis pekerjaan dalam satuan waktu dan biaya yang harus
dikeluarkan. Tujuan para pekerja mau bekerja di suatu pembangunan tentunya agar
mendapatkan uang untuk kehidupannya. Sedangkan pemillik atau perencana
pembangunan membutuhkan tenaga para pekerja agar bangunan bisa dibuat. Maka
yang para pekerja harus mendapatkan upah yang layak sesuai dengan lamanya bekerja.
Mungkin dalam sehari bisa 8 jam atau sesuai kebutuhan, yang terpenting tidak
wajar dan tidak baik jika pekerjaan dilakukan hingga malam hari. Para pekerja
dibagi dalam jenis pekerjaannya masing-masing dan dikoordinasi dengan baik agar
pembangunan berjalan secara efektif dan efisien serta setiap pekerja dapat
bekerja dengan mantap. Selain itu para pekerja harus mendapatkan makanan dan
minuman yang bergizi dan baik untuk memperoleh tenaga. Jika upah dan konsumsi
diberikan dengan layak dan baik, maka para pekerja dapat bekerja dengan
semangat. Upah atau gaji juga disesuaikan dengan tanggung jawab. Semakin besar
tanggung jawabnya, semakin banyak gajinya.
3.
Penghitungan
peralatan adalah penghitungan jenis, jumlah, dan lamanya peralatan yang dipakai
dan biayanya. Peralatan memang hal yang harus ada dalam pembangunan sesuai
kebutuhan. Peralatan membuat suatu pekerjaan bisa dilaksanakan dengan mudah dan
lancar. Setiap jenis peralatan sesuai dengan jenis pekerjaannya, misalnya sekop
untuk semen dan pasir sebagai bahan dinding, obeng dan tang untuk instalasi
listrik, dan lain-lain. Peralatan yang digunakan dalam pembangunan sebaiknya
milik perencana atau pemilik pembangunan dengan biaya sendiri agar bisa
menghitung pengeluarannya dan mengetahui detail-detail pembangunan dengan baik
sesuai peralatannya. Jumlah peralatan dan jumlah pekerja harus sesuai agar
semua pekerja memperoleh peralatan sesuai jenis pekerjaannya tanpa berebut atau
kekurangan. Sebaiknya jumlah peralatan dilebihkan dari perhitungan sebagai
cadangan atau dapat digunakan di lain waktu. Setiap peralatan juga harus
diketahui lama penggunaannya dan tingkat keawetannya. Alat-alat yang mudah
habis seperti amplas harus disediakan dalam jumlah banyak. Sedangkan untuk
peralatan mesin maka harus dihitung biaya energinya dan lama penggunaannya.
4.
Penghitungan
overhead adalah penghitungan biaya-biaya tak terduga yang perlu
diantisipasi, baik yang terkait dengan cuaca maupun keuangan. Meskipun sudah
ada perencanaan, namun tentu ada-ada hal yang tidak sesuai rencana dalam
praktiknya. Maka harus ada biaya tambahan yang dicadangkan jika ada kebutuhan
mendadak. Hal-hal yang berhubungan dengan cuaca misalnya ketika turun hujan
maka dibutuhkan penutup bangunan (biasanya bangunan setengah jadi dengan
lapisan semen yang masih basah) yang dapat terbuat dari terpal dan faktor hujan
adalah hal yang biasa. Sedangkan contoh faktor keuangan adalah bahwa harga
material-material yang ada tentu bisa naik tanpa diduga. Selain itu penggunaan
energi seperti bahan bakar untuk kendaraan pengangkut material atau listrik
untuk peralatan mesin bisa menyebabkan timbulnya biaya yang tak terduga,
biasanya karena waktu yang lebih lama dari biasanya.
5.
Untuk
estimator jasa kontraktor, ada satu faktor tambahan lagi, yaitu keuntungan
(profit). Hal ini tidak perlu dilakukan untuk pembangunan yang dikerjakan
sendiri.
Insya Allah, penghitungan biaya pembangunan Masjid Syahadat sesuai
dengan cara di atas yang benar. Untuk tujuan yang benar, maka harus menggunakan
cara yang benar. Karena Masjid adalah tempat suci, maka caranya harus jujur
dengan niat tulus.
Setelah semua daftar analisis harga satuan pekerjaan diisi dan
dijumlahkan, kemudian harga satuan pekerjaan dikalikan dengan setiap volume
(besaran ukuran) pekerjaan sehingga diperoleh jumlah biaya bangunan.
Contoh
Tabel Daftar Rencana Anggaran Biaya. Contoh ini hanya untuk beberapa jenis
pekerjaan saja.
Nomor
|
Uraian
Pekerjaan
|
Ukuran / Jumlah
|
Satuan
|
Harga
Satuan
(Rp)
|
Jumlah
Harga
(Rp)
|
A.
Pekerjaan
Persiapan, Galian, dan Urugan
|
|||||
1
|
Pembersihan lokasi
|
m2
|
|||
2
|
Pengukuran
dan pasangan bouwplank
|
m
|
|||
3
|
Pekerjaan
galian tanah untuk pondasi
|
m3
|
|||
4
|
Urugan tanah
kembali di sisi pondasi
|
m3
|
|||
5
|
Urugan tanah
untuk peninggian lantai
|
m3
|
|||
6
|
Urugan pasir
di bawah pondasi
|
m3
|
|||
7
|
Urugan pasir
di bawah lantai
|
m3
|
|||
Jumlah
|
|||||
II. Pekerjaan
Plafon
|
|||||
1
|
Rangka plafon
kayu
|
m2
|
|||
2
|
Triplek 4mm
ukuran 60 cm x 120 cm
|
m2
|
|||
3
|
Lisplafon
dalam ruangan
|
m
|
|||
4
|
Lisplafon
luar ruangan
|
m
|
|||
Jumlah
|
|||||
III. Sanitasi
|
|||||
1
|
Bak mandi
|
buah
|
|||
2
|
Kloset
jongkok
|
buah
|
|||
3
|
Keran air
kamar mandi
|
buah
|
|||
4
|
Keran air
tempat wudhu
|
buah
|
|||
5
|
Ubin kamar
mandi
|
buah
|
|||
Jumlah
|
|||||
IV.
Pengecatan
|
|||||
1
|
Dinding
dengan cat tembok
|
m2
|
|||
2
|
Plafon dan
lis dengan cat tembok
|
m2
|
|||
3
|
Lisplank
dengan cat minyak
|
m2
|
|||
4
|
Kusen dengan
cat minyak
|
m2
|
|||
5
|
Daun pintu
dengan cat minyak
|
m2
|
|||
6
|
Daun jendela
dengan cat minyak
|
m2
|
|||
Jumlah
|
Tabel
Rekapitulasi Keseluruhan Biaya
Nomor
|
Uraian
Pekerjaan
|
Jumlah
Harga (Rp)
|
I
|
Pembersihan,
galian, dan urugan
|
|
II
|
Pondasi dan
beton
|
|
III
|
Pasangan
dinding dan plesteran
|
|
IV
|
Lantai dan
dinding
|
|
V
|
Atap
|
|
VI
|
Plafon
|
|
VII
|
Kusen, pintu,
dan jendela
|
|
VIII
|
Perlengkapan
pintu dan jendela
|
|
IX
|
Sanitasi
|
|
X
|
Instalasi air
|
|
XI
|
Instalasi
listrik
|
|
XII
|
Pengecatan
|
|
XIII
|
Pembersihan
|
|
Jumlah
|
||
Dibulatkan
|
Cara menghitung kebutuhan material adalah dengan mengalikan volume
pada masing-masing komponen bangunan dengan koefisien pada analisis pekerjaan.
Lalu dibuat pengelompokan berdasarkan material yang sejenis dan akan diperoleh total
kebutuhan material untuk masing-masing jenis material. Misalnya kebutuhan pasir
pasang pada pondasi ditambah kebutuhan pasir pasang pada pekerjaan pasangan
bata, pekerjaan plesteran, dan pekerjaan pemasangan lantai, maka akan diperoleh
total kebutuhan material pasir pasang. Cara yang sama juga digunakan untuk
kebutuhan material semen, pasir beton, dan material lainnya.
Contoh
Penghitungan Kebutuhan Material
Nomor
|
Uraian
Pekerjaan
|
Koefisien
|
Volume
/ Luas
|
Kebutuhan
Bahan
|
1
|
1 m2 –
Pasangan Dinding 1 PC : 3 Pasir
|
|||
Bata merah
|
70
buah
|
100
|
7000
buah
|
|
PC
|
0,29
sak
|
100
|
29
sak
|
|
Pasir pasang
|
0,043
m3
|
100
|
4,3
m3
|
|
2
|
1 m2 –
Pasangan Dinding 1 PC : 5 Pasir
|
|||
Bata merah
|
70
buah
|
220
|
15400
buah
|
|
PC
|
0,19
sak
|
220
|
41,8
sak
|
|
Pasir pasang
|
0,048
m3
|
220
|
10,56
m3
|
|
3
|
1 m3 –
Plesteran Dinding 1 PC : 3 Pasir dan Acian
|
|||
PC
|
0,22
sak
|
200
|
44
sak
|
|
Pasir pasang
|
0,028
m3
|
200
|
5,6
m3
|
|
4
|
1 m3 –
Plesteran Dinding 1 PC : 5 Pasir dan Acian
|
|||
PC
|
0,15
sak
|
400
|
60
sak
|
|
Pasir pasang
|
0,031
m3
|
400
|
12,4
m3
|
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diperoleh jumlah dari
masing-masing material sebagai berikut:
§ Jumlah semen PC = 29 + 41,8 + 44 + 60 = 174.8 sak, dibulatkan
menjadi 175 sak.
§ Jumlah pasir pasang = 4,3 + 10,56 + 5,6 + 12,4 = 32,86 m3.
§ Jumlah bata merah = 7000 + 15400 = 22400 buah.
Demikian artikel dari saya ini. Semoga desain Masjid Syahadat yang
merupakan bagian dari maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya) dapat
memberikan inspirasi dan dapat diwujudkan. Aamiin. Mohon maaf apabila ada
kesalahan terutama di artikel ini.
Referensi:
·
Susanta,
Gatut, dkk. Membangun Masjid & Mushola. 2007. Depok: Penebar Swadaya.
(https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1048_Membangun%20Masjid%20dan%20Mushola#mode/2up)
(Hobi Arsitektur)
No comments:
Post a Comment