Mengenai
permasalahan pada sungai atau air pada daratan, ada tiga masalah klasik air
yang sering disebut 3T: too much, too little, too dirty. Too much
berarti di suatu tempat ada air yang terlalu banyak dan too little
berarti di suatu tempat jumlah air terlalu sedikit. Semakin besar selisih
antara jumlah air terbanyak dan jumlah air terkecil dalam setahun di suatu
sungai maka semakin rusak Daerah Aliran Sungainya. Indikasi lain juga dapat
diketahui dari masalah klasik di Indonesia sepanjang tahun: banjir di musim
penghujan dan kekeringan di musim kemarau, sehingga dapat disebut bahwa musim
di Indonesia bukan lagi hanya musim penghujan dan musim kemarau namun menjadi
musim banjir dan musim kekeringan.
Ada
berbagai berita tentang pencurian kayu di hutan dan penebangan pohon di hutan
secara liar yang terjadi di Indonesia oleh tangan-tangan yang tidak mau
bertanggung jawab. Para pencuri tersebut melakukan aksinya secara diam-diam dengan
niat hanya mau mencari keuntungan sendiri saja tanpa memikirkan dampak negatifnya
terhadap lingkungan. Meskipun sudah ada yang berhasil ditangkap polisi, namun
masih saja ada tangan-tangan jahil lain yang merusak hutan. Karena penebangan
liar, luas hutan di Indonesia semakin menurun. Hutan-hutan pun dibabat habis dan
hanya menyisakan tanah kosong yang gundul. Jika hutan gundul terjadi di daerah
hulu sungai maka akan menimbulkan bencana yang merusak ekosistem alam dan juga
merugikan kehidupan manusia. Ketika hujan deras terjadi di daerah hulu sungai
yang hutannya habis, maka air dalam jumlah banyak akan langsung turun ke bawah
(hilir sungai) dengan sangat deras begitu saja karena tidak ada penghalang dan
penyerap air yaitu pepohonan. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya banjir
bandang di bagian tengah dan bawah (hilir) sungai dan menerjang apa saja yang
dilewatinya. Lingkungan alam akan rusak dan pemukiman penduduk beserta berbagai
fasilitasnya akan terendam serta mengalami kerusakan parah karena terjangan
banjir. Tentu saja hal tersebut menimbulkan kerugian bagi manusia. Pada musim
kemarau, hutan gundul menyebabkan air yang seharusnya tersimpan di pohon-pohon
daerah hulu dan di dalam tanah sudah habis mengalir jauh. Hal ini menyebabkan
terjadinya kekeringan. Air pun susah dicari sehingga manusia dan makhluk hidup
lainnya sulit mencukupi kebutuhan.
Too dirty yang berarti
sungai terlalu kotor menunjukkan masalah pencemaran air sungai yang juga
menjadi perhatian serius. Anggapan status sungai (secara budaya) sebagai tempat
sampah (buangan) harus diubah agar sungai harus menjadi tempat yang bersih dengan
adanya kesadaran dari masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. Limbah
pabrik dan limbah daerah industri seharusnya tidak boleh dibuang sembarangan ke
sungai oleh pengelolanya. Sebenarnya ada undang-undang yang mengatur tentang
pengelolaan sampah agar diataati oleh masyarakat dan adanya ancaman hukuman atau
sanksi bagi yang melanggarnya, yaitu UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah.
Air
sungai yang kotor dan keruh juga disebabkan oleh adanya erosi di bagian hulu sehingga
aliran sungai membawa material-material yang terus menumpuk hingga hulu. Hal
ini sering terjadi di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Material-material halus
tersebut akan berkumpul dan mengendap pada bagian hilir sehingga sungai
mengalami penyempitan dan pendangkalan. Terlebih jika sungai tidak dirawat
dengan baik misalnya ada tumbuh-tumbuhan di tepi sungai yang dapat menambah
pengendapan karena material-material halus tertahan oleh tumbuhan. Material
seperti pasir pada dasarnya tidak mengendap dan justru mampu menggerus dasar
sungai termasuk pengendapan. Penyempitan dan pendangkalan sungai menyebabkan
air mudah meluap saat musim hujan dan terjadi banjir yang menggenangi daerah
sekitar. Sumur-sumur milik warga yang terendam banjir akan berair keruh dan
sebenarnya tidak layak dikonsumsi. Cara mencegah paling utama adalah tidak
menanam atau membiarkan tumbuhan terutama jenis rumput besar untuk tumbuh di
tepi sungai atau menghindari hal-hal lain yang mempercepat pengendapan. Cara
mengatasi yang paling utama adalah dengan melakukan pengerukan.
Kondisi Sungai Wiroko di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Gambar diambil dari Jembatan Karangturi, Bulurejo, Nguntoronadi.
Permasalahan
di bantaran sungai juga menjadi hal serius yang harus mendapat solusi.
Penentuan garis sempadan sungai harus diimplementasikan dengan benar. Hal
tersebut pada nyatanya memiliki kesulitan yakni bantaran sungai yang sudah
terlanjur terdapat berbagai infrastruktur seperti rumah, toko, pasar, dan
lain-lain. Permasalahan ini terjadi karena kepentingan teknis (rekayasa) dan
aspek lingkungan berbenturan dengan aspek sosial dan ekonomi.
Maket
Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya "Tembok Mural") adalah desain kompleks bangunan yang Insya
Allah dalam pembangunannya akan memerhatikan kelestarian lingkungan, dalam hal
ini adalah air. Bahan bangunan berupa kayu untuk Betterpad-Ray akan mengambil
dari hutan yang sesuai aturan memang dimanfaatkan untuk manusia. Pembangunan
Betterpad-Ray tidak akan menggunakan kayu dari penebangan ilegal. Ini adalah
salah satu tindakan penolakan terhadap penebangan liar. Insya Allah,
Betterpad-Ray akan menjaga kelestarian air terutama di sekitar kompleks
bangunan, misalnya membuat parit yang lebar, menyediakan tempat sampah agar
tidak buang sampah ke sungai / aliran air, menanam pohon, dan sebagainya.
Lokasi dan cara pembangunan Betterpad-Ray juga tidak akan mengganggu
kelestarian air. Betterpad-Ray juga dapat menjadi tempat untuk rapat atau diskusi
tentang kelestarian air yang dapat dilakukan di Pendapa Peradaban atau Bangunan
Utama Betterpad-Ray. Masjid Syahadat juga dapat memberi nasihat oleh para ulama
agar menjaga kelestarian lingkungan, termasuk air. Jadi bukan hanya ibadah dan
akhlak saja yang dibahas di masjid.
Masjid Syahadat
Pendapa Peradaban
Bangunan Utama Betterpad-Ray
Demikianlah
penjelasan dari artikel mengenai desain maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu
Raya). Insya Allah bisa diwujudkan. Aamiin.
Referensi:
·
Robert
J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. Tata Ruang Air. 2010. Yogyakarta: ANDI.
(https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1822_Tata%20Ruang%20Air#mode/2up)
No comments:
Post a Comment