Isu
pemanasan global, lingkungan, dan krisis energi adalah hal yang kerap dibahas
dan dikhawatirkan pada zaman modern sekarang. Ketiga isu tersebut sesungguhnya
saling berkaitan antara satu sama lain. Ketiga isu tersebut membuat manusia
berusaha untuk melestarikan lingkungan, mengurangi emisi karbon, serta mencari
berbagai energi alternatif untuk menggantikan energi fosil yang semakin
berkurang ketersediaannya untuk kebutuhan manusia. Saah satu upaya yang
dilakukan manusia untuk mewujudkan lingkungan yang asri adalah pengurangan
penggunaan energi fosil. Salah satu cara yang sederhana dan banyak dilakukan
adalah dengan memanfaatkan sumber daya energi yang tersedia yang dapat
diperbaharui, di antaranya adalah cahaya matahari.
Cahaya
alami dari matahari memiliki peran langsung dalam menciptakan lingkungan yang
berkelanjutan. Dengan menggunakan cahaya alami untuk penerangan di dalam
bangunan saat matahari tampak, maka dapat mengurangi penggunaan energi listrik
yang biasa digunakan untuk sumber tenaga alat penerangan buatan yaitu lampu. Pembangkit
listrik tenaga bahan bakar fosil, misalnya batu bara untuk pembangkit listrik
tenaga uap memiliki dampak buruk bagi lingkungan karena gas buang yang berbahaya
bagi lingkungan. Jika penggunaannya dapat berkurang, maka upaya menciptakan
lingkungan yang baik dapat terwujud, banyak atau sedikit. Kualitas lingkungan
akan meningkat sehingga aman dan nyaman bagi kehidupan makhluk hidup terutama
manusia. Pembangkit listrik tenaga non fosil seperti pembangkit listrik tenaga
air dan angin memang tidak menimbulkan gas buang. Namun alangkah baiknya jika
tidak boros dalam penggunaan energi listrik dengan memanfaatkan pencahayaan
alami. Jika bisa membuat bangunan dengan penataan pencahayaan alami yang bagus
maka tidak perlu menghidupkan lampu dan energi listrik dapat digunakan untuk
kebutuhan lain yang memang harus memakai energi listrik.
Maket
Betterpad-Ray (Benteng Terpadu Raya "Tembok Mural") didesain agar dapat memanfaatkan cahaya
matahari dengan baik sebagai penerangan di dalam ruangan saat matahari tampak,
sehingga dapat mengurangi pemborosan energi listrik untuk lampu karena jumlah
bangunan yang cukup banyak dalam satu kompleks. Semua bangunan-bangunan di
Betterpad-Ray nantinya akan digunakan untuk berbagai kegunaan dan aktivitas
yang penting sehingga membutuhkan pencahayaan baik siang maupun malam hari.
Pada saat siang hari, saat banyak aktivitas dikerjakan, pencahayaan alami
sangat penting agar aktivitas dapat dilakukan dengan baik tanpa menggunakan lampu.
Semua bangunan akan didesain agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan
namun bangunan tetap aman ditempati sesuai kegunaannya. Pendapa Peradaban
adalah salah satu contoh aula besar yang memanfaatkan cahaya matahari dengan
baik. Banyak cahaya matahari yang dapat masuk ke dalam sebagai penerangan
karena sebagian besar bagian pendapa tidak tertutup dinding. Bangunan Utama
Betterpad-Ray berbentuk keliling kotak dengan struktur memanjang dan tidak
terlalu lebar agar semua bagian dapat terkena sinar matahari. Masjid Syahadat
juga memiliki jendela lebar dan banyak sehingga mudah dimasuki cahaya matahari.
Sesungguhnya
konsep pencahayaan alami seperti pada maket Betterpad-Ray bukanlah hal baru.
Maket ini hanya mempelajari dan meniru bangunan-bangunan tradisional rancangan
bangsa Indonesia sejak jaman dahulu yang memanfaatkan cahaya matahari sebagai
penerangan dengan baik. Namun di jaman sekarang, perkembangan teknologi cahaya
buatan dan ketergantungan terhadap energi fosil telah membawa ketergantungan
terhadap lampu listrik. Kesadaran untuk menjaga lingkungan dari dampak buruk teknologi
modern membuat pencahayaan alami kembali dimanfaatkan untuk pagi hingga sore.
Posisi
Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa memberikan keuntungan yang besar.
Ketersediaan cahaya matahari relatif stabil sepanjang tahun di Indonesia. Jika
potensi ini dimanfaatkan dengan baik maka usaha yang terlihat sederhana
tersebut dapat berdampak besar bagi lingkungan. Cahaya matahari sebagai sumber
energi yang berlimpah memberikan kontribusi besar pada kelestarian lingkungan.
Dibutuhkan kesadaran yang tinggi serta usaha yang sungguh-sungguh untuk
mewujudkannya. Hal ini telah menjadi tanggung jawab setiap orang untuk peduli
lingkungan.
Pemanfaatan
cahaya matahari sebagai penerangan ruangan bangunan dengan menciptakan akses ke
berbagai ruangan bangunan adalah salah satu langkah sederhana namun membutuhkan
pertimbangan desain yang matang. Hal yang harus diperhatikan adalah fungsi
bangunan, kegiatan yang dilakukan, serta desain yang diharapkan. Pertimbangan
harus dilakukan dengan benar dan teliti agar bangunan tidak hanya ramah
lingkungan, namun juga memiliki karakter dan identitas yang kuat. Tanpa
kesadaran terhadap lingkungan, seindah apapun bentuk bangunan hanya akan
memuaskan kebutuhan visual semata.
Masjid Syahadat
Pendapa Peradaban
Bangunan Utama Betterpad-Ray
Demikianlah
penjelasan dari artikel mengenai desain maket Betterpad-Ray (Benteng Terpadu
Raya). Insya Allah bisa diwujudkan. Aamiin.
Referensi:
·
Manurung,
Parmonangan. Pencahayaan Alami dalam Arsitektur. 2012. Yogyakarta: ANDI.
(https://archive.org/stream/BukuArsitektur/1713_Pencahayaan%20Alami%20dalam%20Arsitektur#mode/2up)
No comments:
Post a Comment